Blog ini merupakan untuk menjelaskan salah satu isu pendidikan dari Undang-Undang Dasar tahun 1945. Saya akan berperan sebagai seorang anak dari Timur yang berprotes mengenai masalah ini yang belum dipecahkan sejak lama. Karena itu, di beberapa bagian dari blog ini akan terdapat bagian dimana saya akan berbicara dengan nada dan juga menggunakan diksi yang biasanya digunakan oleh anak-anak Timur sana. Saya bertujuan untuk menjelaskan apa sebenarnya masalah dari pendidikan tanah air kita ini dan juga memberi suatu protes dalam peran anak Timur mengenai masalah pendidikan ini. Audien yang saya tujuan utamanya adalah pemerintah negara kita sendiri karena pemerintah apalagi Anies Baswedan bertanggung jawab mengenai isu ini dan sanggup untuk membuat perubahaan karena dia berwewenang mengenai pendidikan nasional. Bukan hanya pemerintah, audien lainnya yang saya tujukan adalah para warga dan rakyat Indonesia lain untuk menyadari masalah ini dengan cara menggunakan peran lain dan karena itu terdapat nada yang unik yang harus digunakan untuk membahas masalah ini. Blog ini akan menggunakan nada yang biasa digunakan anak-anak Timur untuk berbicara. Namun diksi yang digunakan di dalam blog tersebut akan tetap dalam format yang baik dan menggunakan kata-kata yang baku namun akan terdapat kata-kata atau kalimat yang menggunakan bahasa seperti anak Timur karena di blog tersebut saya pun berperan sebagai anak Timur.
Apa kabar kalian para anak kota? Untuk para pembaca blog yang baru atau para pembaca blog lama yang lupa nama beta Ari. Ari sekarang menduduk di kelas 1 SMP. Pasti para anak kota bertanya kepada beta mengapa beta dapat membuat blog seperti anak-anak kota Jakarta di sana. Sebagai anak kota, kalian seharusnya tidak boleh meremehkan anak-anak Timor sini. Back to the point nih para pembaca, beta ingin curhat mengenai keadaan anak-anak rakyat kami. Beta sebagai anak Timor, seharusnya bangga karena beta masih dapat kesempatan untuk mendapat pendidikan dari negeri ini, namun masih terlihat anak-anak diluar sana yang masih terpaksa bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka. Hal-hal ini pun membuat banyak anak tanah air kita kesusahan mendapat pendidikan yang bagus. Di Undang Undang Dasar dikatakan bahwa semua anak rakyat layak mendapat pendidikan. Beta bertanya mengenai isu ini. Mengapakah pemerintah belum mengurus masalah ini sejak dulu? Beta pun bingung, mengapakah belum terdapat solusi dan mengapakah pemerintah belum bertindak mengenai isu ini. Tesis mengenai ini adalah bahwa perhatian pemerintah mengenai masalah ini memang minim dan juga.
Sistem pendidikan di Indonesia ini memang kurang bagus karena terdapat beberapa bagian di negara kita yang mendapat pendidikan yang sangat bagus tetapi terdapat juga dimana tidak terdapat pendidikan sama sekali. Jika sistem pendidikan kita tetap begini dan pemerintah pun tidak melakukan apa-apa maka masa depan Indonesia pun kacau. Korupsi dan masalah bisnis pun lainnya akan terjadi karena kurang pendidikan tersebut. Itu pun juga akan mengakibatkan banyak anak-anak bangsa tidak dapat memenuhi keinginan/cita-cita mereka. Hal-hal kecil yang mengakibatkan masalah ini adalah kekurangan profesionalisme guru, mahalnya sekolah dan juga kurangnya perhatian oleh pemerintah pendidikan. Namun masalah utama dari pembicaraan ini merupakan bahwa pemerintah pendidik yang seharusnya berurusan dengan masalah ini, mempunyai perhatian yang minim terhadap isu ini. Akibatnya masalah ini terus beredar.
Dikatakan di Undang-Undang Dasar pasal 31 bahwa “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.” Dengan jelas ditegaskan bahwa setiap warga negara wajib mendapat pendidikan dasar dan pemerintah pun yang wajib membayarnya. Namun masalah ini pun belum perbaiki. Warga negara pun harus mendapat kewajiban pendidikan 9 tahun namun masih terlihat beberapa area atau bagian negara yang belum memenuhi itu. Beta sebagai anak Timor tidak salah untuk membuat solusi mengenai isu ini.
Terlihat memang bahwa menteri pendidikan Anies Baswedan menyadari bahwa memang masih bermasalah bahwa pendidikan Indonesia masih kurang bagus. Salah satu solusi merupakan solusi sistematik dimana seharusnya pemerintah mengganti sistem pendidikan dan sosialisasi yang akan lebih membantu warga. Juga bisa solusi teknis yakni dimana pemerintah memperbaiki seperti masalah kualitas guru dan prestasi anak-anak untuk terus belajar. Solusi lain dari masalah ini adalah hal-hal kecil yang bisa dilakukan warga yang mempunyai pendidikan, seharusnya dapat mengunjuk atau membuat sebuah sekolah kecil dimana mereka bisa diajarkan. Tanpa sadar, hal kecil seperti ini pun dapat membuat dampak terhadap seluruh Indonesia jika banyak yang ikut serta dan mungkin akan menyadarkan terhadap pemerintah untuk lebih berperhatian terhadap masalah ini.
Beta membujuk para pembaca untuk membuat perbedaan demi masa depan bangsa dan juga masa depan anak-anak kita. Pemerintah memang masih memiliki perhatian minim terhadap isu ini, namun bukan berarti kita harus berhenti mencoba. Profesionalisme guru dan lain-lain adalah alasan mengapa pendidikan Indonesia kurang stabil, namun hal-hal kecil seperti memberi pendidikan gratis terhadap anak-anak pun akan membuat perbedaan. Membagikan pendapat kalian ini puna akan menyadarkan banyak orang. Pendidikan rakyat Indonesia memang masih dalam masalah, namun jika kita semua mencoba maka kita akan membuat perubahaan, bagi bangsa dan bagi anak-anak! Beta mengakhiri blog ini dengan mengucapkan terima kasih.
Bibliography:
"Anies Baswedan: Ramadhan, Bulan Mendidik Anak-anak | Republika Online." Republika Online. Republika, n.d. Web. 21 Sept. 2015.
"Masalah Pendidikan Di Indonesia Dan Solusinya - KOMPASIANA.com." KOMPASIANA. Kompasiana, 10 Dec. 2013. Web. 21 Sept. 2015.
"Masalah Pendidikan Di Indonesia Dan Solusinya." Triananurs Blog. N.p., 23 Sept. 2010. Web. 21 Sept. 2015.
Citizen, Derry. "PERAN PEMERINTAH. Academia, n.d. Web. 21 Sept. 2015.